Tulisan ini merupakan dokumentasi dari proses
pembelajaran di kelas. Penulis ucapkan terimakasih kepada siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri 1 Pamotan, yang telah bersedia sebagai subjek sekaligus objek
percobaan model pembelajaran dengan menggunakan model pembekajaran perbasis penelitian.
Penulis juga ucapkan terimakasih kepada Kepala SMA Pamotan, karena telah
mendukung model pembelajaran ini. Hal yang sulit penulis lupakan adalah hadirnya
Kepala Pasar Tradisional Pamotan, yang telah bersedia mengkoreksi karya siswa
yang berhubungan dengan struktur pasar. Dengan pembelajaran berbasis penelitian
ini, saya dan para siswa tidak hanya mendapatkan keterampilan sain, kami juga
mendapatkan beragam informasi dan permasahalah seputar tentang pasar
tradisional. Sungguh pembelajaran ini telah membuka pengalaman istimewa yang
tak terlupan. Dokumen ini tentunya menjadi milik bersama, seluruh siswa kelas
XI IPS 1, sebagai wujud apresiasi saya terhadap kalian semua.
Langkah awal sebelum masuk dalam tahap
demi tahap dari pembelajaran berbasis riset, hendaknya pengajar melihat
kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Untuk mengetahui kemampuan
siswa terhadap materi yang akan diajarkan, hendaknya pengajar melakukan tes awal/pre tes kepada para siswa yang sedang menempuh pembelajaran tersebut. Disamping itu
juga perlu
diketahui hasil
belajar pada
materi yang sama pada tahun sebelumnya serta hasil belajar mata pembelajaran prasyarat untuk dapat mengikuti pembelajaran pada tematik
yang diajarkan.
Berdasarkan hasil dari pemetaan
potensi siswa terhadap materi, seorang pengajar
hendaknya memiliki talenta dan kepiawaian dalam menyusun model-model
pembelajaran yang mampu memacu semangat belajar siswa hingga mendapatkan nilai
yang baik. Dalam hal ini, untuk mendorong tercapaikan hasil pembelajaran yang
menyenangkan dan membanggakan.
Langkah-langkah
pembelajaran
secara umum dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan diantara; membuat rencana pembelajaran, mempersiapkan bahan-bahan
pembelajaran, menyusun tugas-tugas yang perlu diselesaikan siswa, mempersiapkan
instrumen evaluasi.
Pada kali ini, secara detail, proses
pembelajaran dilakukan dengan kegiatan dan estimasi waktu sebagai berikut.
Kegiatan dalam pertemuan ke 1 (45 menit) yaitu kontrak belajar dan pre tes, pertemuan ke 2 (90 menit) membahas
materi tentang struktur
sosial dan menyusun metode pembelajaran berbasis riset, pertemuan ke 3 (90
menit) penelitian di lapangan, dan pertemuan ke 5 menyusun produk laporan (45
menit), dan pertemuan ke 5 (90 menit) yaitu publikasi karya penelitian.
Tabel. Kegiatan
dan estimasi waktu pembelajaran
Pertemuan ke -
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
1
|
45
menit
|
Kontrak
belajar dan pre tes
|
Ruang
kelas
|
2
|
90
menit
|
Teori
struktur sosial dan metode pembelajaran berbasis riset
|
Ruang
kelas
|
3
|
90
menit
|
Penelitian
lapangan
|
Pasar
Tradisional
|
4
|
45
menit
|
Menyusun
produk
|
Ruang
kelas
|
5
|
90
menit
|
Publikasi
karya
|
Ruang
kelas
|
Sumber: Penulis, tahun 2013
Dalam memiliki keterampilan saintis,
peserta didik dan guru mengunjungi pasar tradisional terdekat lokasi sekolah,
yaitu pasar Pamotan Rembang Jawa Tengah. Peserta didik dibagi menjadi lima
kelompok dengan fokus meneliti pada struktur sosial berbeda-beda. Lima kelompok
tersebut adalah kelompok yang meneliti
struktur sosial pegawai pasar, struktur sosial pedagang, struktur sosial
pembeli, struktur sosial transportasi, dan kelompok dengan meneliti struktur
sosial masalah pada pasar tradisional Pamotan.
Keterampilan mengamati
Pascamelakukan penelitian tentang
struktur sosial pada pasar tradisional Pamotan, keterampilan mengamati yang
dikuasai oleh peserta didik adalah sebagai berikut. Keterampilan mengamati
struktur kepegawaian pasar Pamotan dapat dilihat pada pengamatan tentang
struktur organisasi pegawai pasar. Keterampilan mengamati struktur pedagang
dapat dilihat pada kemampuan peserta didik dalam melihat barang dagangan apa
yang dijual, kios kelas mana yang digunakan, serta derajat keamanan dan kebersihan
dari masing-masing pedagang.
Gambar.
Keterampilan mengamati peserta didik pada transportasi pasar
(Foto Ulang dari
Portfolio Siswa, 2013)
Gambar. Suasana
pasar sebagai objek dalam keterampilan mengamati
para peserta
didik (Foto Suhadi, 2013)
Selanjutnya, keterampilan mengamati pada
struktur transportasi dapat dilihat kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi jenis dan bentuk fisik alat transportasi yang digunakan.
Selanjutnya keterampilan mengamati juga dimiliki peserta didik saat mengamati
para pembeli di pasar Pamotan.
Gambar.
Keterampilan mengamati peserta didik pada pembeli pasar
(Foto Ulang dari
Portfolio Siswa, 2013)
Keterampilan Menanya
Selanjutnya, keterampilan menanya yang
dikuasai oleh para peserta didik adalah sebagai berikut. Kelompok struktur
sosial pegawai pasar menanya tentang; kendala pegawai, harapan dibentuknya
struktur kepegawaian, luas pasar pamotan, jumlah kios pasar, dan harga kios
pasar pamotan. Kelompok struktur sosial pedagang menanya tentang; modal yang
dibutuhkan, keuntungan yang didapat, kendala yang didera, dan harapan yang
diinginkan oleh pedagang di pasar tradisional pamotan.
Gambar.
Keterampilan menanya peserta didik pada pegawai pasar
(Foto Suhadi,
2013)
Pada kelompok yang menanya tentang
struktur sosial pembeli adalah sebagai berikut; pekerjaan pembeli, jenis barang
yang dibeli, kendaraan yang digunakan pembeli, dan harapan yang diinginkan oleh
pembeli terhadap keberadaan barang dan pasar tradisional pasar pamotan. Pada
kelompok struktur sosial transportasi menanyakan tentang; jenis transportasi
yang digunakan, pendapatan sehari-hari pengemudi, modal yang digunakan
pengemudi transportasi, serta harapan pengemudi dikemudian hari. Selanjutnya
kelompok struktur sosial masalah mampu menanya tentang masalah keamanan dan
kebersihan yang ada di pasar tradisional Pamotan.
Gambar.
Keterampilan menanya peserta didik pada pedagang pasar (Foto Suhadi, 2013)
Keterampilan Mencoba
Keterampilan mencoba yang dimiliki para
peserta didik saat melakukan penelitian di pasar tradisional pamotan cenderung
mengalami masalah. Permasalah tersebut dapat dilihat yaitu mereka masih enggan
masuk ke pasar yang terkesan kurang bersih dengan suasana panas, dan kerap kali
tidak mengendalikan respon pada saat wawancara berlansung. Responden juga kerap
kali tidak memahami isi pertanyaan yang disampaikan para siswa. Bahkan terdapat
kelompok yang putus asa karena ditinggal pergi dan menolak saat sedang dan akan
melakukan wawancara.
Gambar. Kendala
dalam meningkatkan keterampilan mencoba
para peserta
didik (Foto Suhadi, 2013)
Keterampilan Menalar
Peserta didik mampu menghubungkan skema
organisasi pasar pamotan terhadap tugas dari masing-masing pegawai pasar.
Keterampilan penalarannya adalah peserta didik mampu mengklasifikasikan tugas
dari masing-masing pegawai pasar terhadap kelas sosial pegawai pasar. Logika
yang digunakan adalah semakin tinggi posisi pegawai pasar dalam skema struktur
organsiasi pasar, dan semakin tinggi tugas pegawai di pasar tradisional
Pamotan, maka kelas sosial pegawai tersebut adalah kelas atas, dan sebaliknya.
Keterampilan menalar di atas juga
dimiliki oleh kelompok yang meneliti struktur sosial pembeli, pedagang,
transportasi, dan masalah sosial pada pasar. Logika yang digunakan dalam
menalar struktur sosial terhadap kelas sosial pasar adalah logika linier. Hal
ini dapat dilihat pada keterampilan menalar kelompok pedagang. Semakin tinggi
modal, keuntungan, dan kendala di pasar, maka pedagang itu akan
diklasifikasikan pada kelas pedagang atas. Logika menalar tersebut juga
digunakan pada kelompok yang meneliti struktur sosial transportasi.
Selanjutnya keterampilan menalar pada
kelompok yang meneliti struktur sosial pembeli yaitu memposisikan kelas sosial
atas pada pembeli memiliki pekerjaan terpandang, barang yang dibeli mahal, dan
kendaraan yang digunakan pada saat membeli kategori kendaraan mewah dan mahal.
Untuk klasifikasi pembeli yang masuk kelas sosial tengah dan bawah, secara
logika nalar adalah sama. Hal senada juga digunakan dalam menalar kelas sosial
masalah di pasar Pamotan, dengan dua indikator yang ditekankan dalam menyusun
kelas sosial masalah di pasar. Dua indikator tersebut adalah derajat kebersihan
dan keamanan. Semakin tinggi masalah tentang kebersihan dan keamanan, maka
semakin tinggi dalam memposisikan masalah tersebut dalam kelas sosial.
Keterampilan
Menyaji
Keterampilan menyaji yang dimiliki para
peserta didik adalah sebagai berikut. Secara umum peserta didik telah memiliki
keterampilan dalam mempresentasikan laporan penelitian di lapangan. Dengan
model panelis, tiap-tiap kelompok mempresentasikan laporannya di depan kelas.
Dengan sistematis tiap-tiap presentasi diawali dengan salam pembuka,
menyampaikan latar belakang masalah, menyuguhkan masalah dalam penelitiannya,
mengabarkan tujuan penelitianya, menceritakan metode penelitian yang
digunakannya, mendeskripsikan temuan di lapangan, menganalisis bahan dengan
mengkomunikaskan terhadap materi struktur sosial, menarik simpulan, hingga
memberi saran kepada Kepala Pasar Tradisional terhadap masalah yang ada.
Keterampilan menyaji yang dimiliki
peserta didik adalah sebagai berikut; dapat berbicara di depan orang banyak,
tampil percaya diri saat presentasi, dan mampu menyampaikan gagasan dalam
bentuk memberi masukan kepada Kepala Pasar Tradisional Pamotan. Walaupun
demikian, peserta didik dalam proses penyajian laporan, mengalami kendala
diantaranya; perasaan gerogi saat menyampaikan gagasan, takut salah atau tidak
sesuai laporan saat berbicara, dan terdapat ketidaksesuaikan dalam menyusun kalimat saat presentasi.
Berdasarkan pengamatan di dalam kelas,
peserta didik mampu memiliki keterampilan menyaji. Hal ini dapat dilihat
petikan dari penyajian laporan penelitian kelompok satu saat presentasi
berlangsung.
“Pertama, perkenalkan nama saya nurul
solikhah, mewakili kelompok satu akan mempresentasikan tentang struktur
organisasi pasar pamotan. Rumusan masalahnya yaitu satu, bagaimana bagan
struktur pasar pamotan. Dua, apa tugas pegawai di struktur pasar pamotan. Tiga,
apa kendala yang dihadapai dalam struktur pasar pamotan. Empat, bagaimana
harapan di dalam struktur pasar pamotan” (Sumber: Dokumentari presentasi siswa,
tahun 2013).
Dalam
proses penyajian terdapat proses curah pendapat dan masukan dari ahli kepada
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari petikan masukan dari Kepala Pasar
Pamotan, bapak Kusrin, sebagai berikut.
“Apa yang dikatakan kelompok satu
sebagai struktur pasar itu memangnya sudah tepat pada posisi yang diberikan
oleh teman2 yang ada dikelas ini. namun masih ada kurang, sebagian
administrasi, administrasi itu kesimpulanya membagikan karcis2 yang ada di
pasar, itu dibagikan oleh petugas2 kami. Adanya oenarik it kok ada empat,
padahal di lapangan banyak, itu kita bantukan, dikarenakan tenaga kurang, untuk
melakukan tugas di lapangan. Contohnya pak Jatmiko jadi penarik, lantas ada
penjaga malam kita kurang tenaga” (Sumber: (Sumber: Film Dokumenter dan
Transkip pada PTK Siklus I, terlampir).
Keterampilan
menyaji pada peserta didik juga dapat dilihat pada kemampuan mengidentifikasi
masalah nasional tentang pertransportasian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
pada petikan berikut ini.
“Kesimpulan, kelas atas truk contang.
Kelas tengah tossa dan ojek. Kelas bawah becak dan delman. Saran pemerintah
memperhatikan transportasi pasar yang ada di Indonesia” (Sumber: Dokumentasi
presentasi kelas, Tahun 2013).
Gambar.
Presentasi dengan mendatangkan ahli, sebagai media dalam meningkatkan
keterampilan menyaji peserta didik (Sumber: Dokumentasi presetasi kelas, tahun
2013)
Suasana penyajian berlangsung komunikatif. Hal dapat dilihat terdapat proses
timbal balik dari peserta presentasi yang bertanya kepada Kepala Pasar, dengan
petikan sebagai berikut.
“Di pasar ada delma, sebagian besar ada
untuk menempatkan kotoran kudanya, sebgaian besar tidak emmaki itu, membuang
kotorannya di pasar, itu bagaimana mengatasinya? Delman, kotoran kuda, sebagian
besar tidak memakai itu, ada yang tidak memakai itu, bagaimana pak?” (Sumber:
Dokumentasi presetasi kelas, tahun 2013)
Dalam
proses presentasi, guru juga terlibat aktif dalam proses diskusi. Hal ini dapat
dilihat pada petikannya sebagai berikut.
“Tapi lagi lagi delman itu trasnportasi
tradisional, kita tetap menjaga, karena itu ramah lingkungan, cuma teleknya
yang ndak ramah lingkungan (hahaha). Mbaknya tadi kelompok 3 menyampaikan bahwa
klasifikasi transportasi ada 3. Kelas atas, bus dan contang, kelas tengah,
tossa dan ojek, kelas bawah becak dan delman. Pak, pengklasifikasian ini benar
atau tidak pak?” (Sumber: Dokumentasi presetasi kelas, tahun 2013)
Keterampilan Mencipta
Para peserta didik telah mampu memiliki
keterampilan mencipta yang diwujudkan dalam bentuk laporan penelitian.
Keterampilan peserta didik dalam mencipta ini dapat dilihat diantaranya
dihasilkan porfolio berupa karya ilmiah sejumlah lima laporan. Tiap-tiap
laporan memiliki fokus masalah dan pembahasan yang berbeda-beda. Terdapat lima
laporan penelitian lapangan diantaranya; struktur sosial organisasi pasar
pamotan, struktur sosial pembeli, struktur sosial pedagang, struktur
transportasi, dan laporan penelitian tentang struktur sosial masalah pada pasar
tradisional Pamotan.
Tiap-tiap laporan penelitian lapangan
terdiri dari tiga bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang memuat tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan metode penelitian. Bab kedua
yaitu pembahasan yang memuat tentang deskripsi struktur sosial dari fokus
masing-masing penelitian. Pada bagian ini merupakan bagian terpenting dalam
laporan. Karena dalam bagian ini memuat tentang deskripsi kelas sosial pada
pegawai pasar, pedagang, pembeli, transportasi, dan kelas sosial masalah di
pasar tradisional Pamotan. Pada bagian ini juga memuat tentang kendala dengan
disertai harapan dari lima struktur sosial yang ada di pasar Pamotan. Pada
bagian ini juga memuat foto kegiatan penelitian dan foto dari tiap-tiap kelas
sosial pada struktur sosial pasar tradisional.
Gambar.
Keterampilan mencipta peserta didik
dengan produk
laporan penelitian (Foto Suhadi, 2013)
Adapun
bukti fisik dari laporan penelitian pada pembelajaran tindakan kelas siklus
pertama ini dapat dilihat pada lampiran portfolio siswa.
Hasil Observasi dan
Monitoring
Setelah
tindakan dilakukan selama 5 pertemuan (8 jam pelajaran) kemudian dilakukan evaluasi yang dimaksudkan untuk melihat keberhasilan dan
penguasaan materi pembelajaran. Hal tersebut melalui pemberian tes pengamatan dan laporan penelitian kepada para
peserta didik.
Produk evaluasi yang digunakan
yaitu berupa hasil penelitian struktur sosial pada
pasar tradisional. Para
siswa telah selesai menyusun laporan
penelitian struktur sosial pada pasar tradisional secara kelompok. Judul-judul naskah hasil penelitiannya yaitu struktur sosial pada pegawai pasar tradisional, struktur
sosial pada pedagang di pasar tradisional, struktur sosial pada pembeli pasar
tradisional, struktur sosial transportasi pasar tradisional, dan struktur
sosial masalah di pasar tradisional. Laporan penelitian tersebut dipresentasikan dan didiskusikan untuk memperoleh masukan dari ahli pasar
hewan, guru, teman-temannya, serta pada teman-teman kelas sejawat. Setelah itu direvisi kembali agar diperoleh laporan
penelitian yang lebih sempurna. Laporan yang telah direvisi kemudian dicetak dalam bentuk portfolio siswa
untuk dilakukan penilaian. Adapun nilai dari kinerja siswa
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Berdasarkan
hasil tes
dan hasil produk pembelajaran dapat dinyatakan telah terjadi peningkatan seperti dalam mengikuti
pembelajaran yakni tampak siswa lebih bergairah dan aktif bertanya, berdiskusi
dan melaksanakan tugas. Dalam hal pengusaan
materi, setelah dilakukan perbandingan antara pre tes dan pos tes, siswa telah terjadi perubahan yang cukup berarti.
Perbandingan nilai tersebut dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel. Nilai Pre Tes dan Pos tes Siklus I Siswa
No.
|
Nilai
|
Nilai Pre Tes
|
Nilai Pos tes
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1
|
100
|
-
|
-
|
8
|
28
|
2
|
<100
|
-
|
-
|
12
|
41
|
3
|
90
|
-
|
-
|
5
|
14
|
4
|
<90
|
-
|
-
|
3
|
11
|
5
|
80
|
-
|
-
|
1
|
3
|
6
|
<80
|
-
|
-
|
1
|
3
|
6
|
70
|
25
|
83
|
0
|
0
|
7
|
<70
|
5
|
17
|
0
|
0
|
|
|
30
|
100
|
30
|
100
|
Sumber: Hasil
evaluasi pembelajaran, tahun 2013
Dari tabel tersebut di atas tampak adanya perubahan yang
semula nilai maksimal yang diperoleh siswa
70 menjadi nilai maksimal 100 dan minimal <80.
Refleksi
Kesungguhan
pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran berbasis riset terbukti cukup baik. Hal ini dilihat dari aktivitas mengamati, menanya, menalar,
menyaji, dan mencipta. Dalam keterampilan mengamati, tiap-tiap kelompok telah
mampu mengidentifikasi tentang apa saja indikator yang perlu diamati. Mereka
sebagian besar piawai dalam mengembangkan indikator-indikator dalam
mengidentifikasi struktur sosial pada pegawai pasar hingga masalah pasar di
pasar Tradisional Pamotan. Keterampilan mengamati ini pengaruhi oleh kegiatan
pasar yang mendukung.
Untuk
keterampilan menanya, tiap-tiap kelompok telah mampu mengembangkan pertanyaan
dalam mengungkap struktur sosial di pasar pamotan. Walaupun demikian, mereka
masih tampak canggung dalam melontarkan pertanyaan. Kerjasama kelompok juga
masih menjadi kendala dalam kegiatan mengumpulkan bahan di lapangan. Mereka
juga kerap malu dan tidak percaya diri saat memulai wawancara.
Pada
keterampilan mencoba, peserta didik saat penelitian di pasar tradisional
pamotan cenderung belum tampak. Tiap-tiap kelompok mengaku menemui masalah pada
saat melakukan wawancara. Permasalah tersebut diantaanya; para responden
menolak diwawancarai, sikap cuek saat diwawancarai, dan responden bercanda pada
saat diwawancarai.
Keterampilan
mencoba yang kurang nampak terbangun ini dikarenakan para responden di pasar
tradisional sedang melangsungkan aktivitas padat. Para pedagang sibuk melayani
pembeli, para pembeli sibuk memilih barang, para sopir sibuk menyiapkan
tumpangannya, dan para pegawai pasar sibuk melayani administrasi pasarnya.
Sebuah tantangan berat untuk para pemula dalam mengembangkan keterampilan
mencoba pada suatu kegiatan yang jarang dilakukannya. Hal ini dikarenakan
peserta didik datang ke pasar tradisional pada pukul tujuh hingga delapan pagi.
Dalam mengatasi masalah keterampilan mencoba di atas, guru dan kepala pasar
mendampingi para siswa pada saat melakukan wawancara. Proses pendampingan di
lapangan terbukti mampu mendorong keterampilan mencoba pada siswa dalam mengumpulkan bahan penelitian yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
Selanjutnya
pada keterampilan menalar,
berdasarkan pengamatan dan evaluasi produk akhir siswa, peserta didik telah memiliki keterampilan menalar ketika mengikuti pembelajaran berbasis penelitian. Hal ini dapat dilihat
setiap peserta mampu mengidentifikasi kenyataan lapangan dengan menghubungkannya
terhadap materi struktur sosial. Peserta didik mampu memilih dan memilah data yang apa yang perlu dikumpulkan dan bagaimana cara
menghubungkannya dengan materi pelajaran. Mereka yang fokus dalam menjawab
struktur sosial pada pegawai pasar, mereka mampu menunjukkan pegawai pasar mana
yang menduduki di kelas sosial atas hingga kelas bawah. Pada kelompok pedagang
dan pembeli pun demikian, mereka mampu memetakan kelas sosialnya masing-masing.
Mereka juga telah mampu mengidentifikasi kendala-kendala dari tiap-tiap
struktur sosial yang dijadikan fokus pembelajaran.
Kemudian
keterampilan menyaji, secara umum peserta didik telah memiliki keterampilan
dalam mempresentasikan laporan penelitian di lapangan. Hal ini dapat dilihat
keterampilan menyaji yang dimiliki peserta didik diantaranya; mampu
menyampaikan hasil penelitian di depan kelas, tampil percaya diri saat
presentasi, dan mampu menyampaikan gagasan dalam bentuk memberi masukan kepada
Kepala Pasar Tradisional Pamotan. Adapun
kendala saat penyajian laporan diantaranya; rasa gerogi saat menyampaikan
gagasan, takut salah, dan terdapat ketidaksesuaikan dalam menyusun kalimat saat presentasi.
Untuk
keterampilan mencipta, secara umum
peserta didik telah memiliki keterampilan dalam menyusun laporan penelitian
karya ilmiah sederhana. Hal ini dapat dilihat keterampilan dalam menyusun karya
ilmiah dengan lima laporan penelitian lapangan diantaranya; struktur sosial
organisasi pasar pamotan, struktur sosial pembeli, struktur sosial pedagang,
struktur transportasi, dan laporan penelitian tentang struktur sosial masalah
pada pasar tradisional Pamotan. Hanya saja masih terdapat kendala berupa
kesulitan siswa dalam mengolah informasi dalam bentuk tabulasi data serta
menuangkan analisis dalam bentuk uraian tertulis yang komunikatif.
Prestasi
siswa pada mata pembelajaran ini dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat
dari nilai pos tes yang diperoleh siswa sebagian besar di atas 90. Hanya sebagian kecil/sedikit saja yang memperoleh nilai
<
80. Namun demikian peneliti memandang masih perlu
ditingkatkan lagi mengingat masih ada yang memperoleh nilai < 80 dan baru sebagian kecil yang memperoleh nilai 100. Agar diperoleh hasil yang lebih optimal lagi penelitian
ini perlu dilanjutkan lagi ke siklus II dengan penekanan pada keterampilan
sebagai berikut.
Dalam meningkatkan keterampilan mencoba,
pada saat wawancara dengan responden, hendaknya peneliti
mampu memposisikan diri saat kapan harus wawancara dan saat kapan harus
pengamatan. Kegiatan penelitian hendaknya tidak mengganggu berlebihan akan
kegiatan keseharian responden. Dalam mensiasati keterbatasan waktu dalam
penelitian, hendaknya peneliti menyiapkan sedemikian rupa akan petunjuk
wawancara dan pengamatan agar saat di lapangan, penelitian dapat berlangsung
efektif.
Selanjunya, dalam meningkatkan keterampilan menyaji, keterampilan dalam menyampaikan gagasan di depan umum perlu adanya persiapan
dalam bentuk latihan presentasi. Proses latihan presentasi dapat dilakukan
dalam kelompok kecil. Pada saat presentasi, anggota kelompok dapat saling
memberi masukan tentang teknik presentasi serta penajaman akan isi dari laporan
yang dipresentasikan.
Kemudian dalam rangka meningkatkan keterampilan mencipta, hal yang perlu dilakukan yaitu memberi motivasi bahwa menulis karya ilmiah
itu mudah. Hal terpenting juga, perlu dilakukan pendampingan seorang guru
kepada siswa pada saat proses penyusunan produk
pembelajaran.
Semoga bermanfaat.